Sabtu, 06 Agustus 2011
Gambaran Pengetahuan Kader tentang Desa Siaga di Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Makassar 2011
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang menjelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Sulystiorini, 2010).
Untuk mencapai hal ini maka pemerintah melalui Departemen Kesehatan menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan yaitu “Indonesia sehat 2010-2015 yang ingin dicapai adalah masyarakat yang mandiri dan berkeadilan”. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemeratan sumber daya kesehatan, serta menciptakan tata kelolah pemerintahan yang baik (Depkes RI, 2010).
Melalui misi ini dicanangkan bahwa pada masa depan, rakyat Indonesia dapat mandiri, sadar, mau dan mampu mencegah serta mengatasi ancaman kesehatan seperti kurang gizi, penyakit menular, penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong-royong (Depkes RI, 2008).
Sebagai suatu strategi Departemen Kesehatan maka desa siaga merupakan upaya untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap monitoring dan informasi kesehatan dan meningkatkan pembiayaan kesehatan (Depkes RI, 2009).
Desa siaga adalah desa, negeri, atau wilayah sejenis yang penduduknya memiliki kesiapan daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri (Depkes RI, 2008).
Inti kegiatan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu hidup sehat. Untuk menuju desa siaga perlu sinergitas dengan upaya-upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang sudah ada seperti Posyandu, Polindes, pos obat desa, dana sehat, siap antar jaga kesehatan ibu dan anak (Siaga KIA) dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal pengembangan desa siaga. Pengembangan desa siaga merupakan revitalisasi pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) sebagai pendekatan edukatif yang perlu dihidupkan kembali, dipertahankan dan ditingkatkan (Depkes RI, 2009).
Kinerja kader dalam penampilan hasil kerja personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personal. Kinerja pada desa siaga dapat dihubungkan dengan beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan serta pengalaman dari personal masing-masing (Anwar, 2003).
Pengembangan desa siaga ini diharapkan dapat meningkatkan indikator derajat kesehatan yang cenderung menurun sebagai akibat kompleksnya persoalan dalam bidang kesehatan terutama indikator kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Oleh karenanya maka pada tanggal 16 Desember 2006 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan dikembangkannya desa siaga di seluruh Indonesia di Lumajang Jawa Timur menandai puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-42. Diharapkan program ini dilaksanakan oleh semua pemerintah di daerah Indonesia sehingga bisa tercapai target 70.000 desa siaga pada akhir 2008 di seluruh Indonesia (Widyasati, 2008).
Untuk mencapai keberhasilan program Desa Siaga tersebut mutlak diperlukan peran serta aktif dari masyarakat terutama kader kesehatan, karena inti kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (Zulkifli, 2010).
Untuk menindak lanjuti program ini maka pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan telah mencanangkan program desa siaga ini sejak 2008 dan untuk Wilayah Makassar (Depkes, RI 2009).
Dalam melakukan pengolahan desa siaga, ada kader yang turut serta membantu dalam pengolahan desa siaga ini. Kader adalah masyarakat yang terpilih yang dapat membantu kinerja dari bidan desa dalm menjalankan kegiatan dari desa siaga untuk mencapai tujuan dari desa siaga yang ingin dicapai.
Dalam membangun desa siaga yang pruduktif diperlukan adanya kader. Kader adalah masyarakat yang dipilih pemerintah pada suatu desa untuk membantu kerja bidan dalam menjalankan tugas-tugas dari bidan serta menjalankan program-program pemerintahan (Zulkifli, 2010).
Untuk mengevaluasi program desa siaga ini maka Dinas Kesehatan Makassar lalu menyusun ulang perencanaan sesuai edaran dan petujuk dari Propinsi dengan memindahkan leading program desa siaga pada seksi Promosi Kesehatan namun tetap kerja sama dengan KIA. Tindak lanjutnya di Kelurahan Masale lalu dibentuk desa siaga pada 4 desa/ kelurahan (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Gambaran Pengetahuan Kader tentang Desa Siaga di Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Makassar 2011”
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pengetahuan kader tentang pengertian desa siaga di Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Makassar 2011 ?
2. Bagaimana gambaran pengetahuan kader tentang tujuan desa siaga di Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Makassar 2011 ?
3. Bagaimana gambaran pengetahuan kader tentang kegiatan desa siaga di Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Makassar 2011 ?
4. Bagaimana gambaran pengetahuan kader tentang pembiayaan desa siaga di Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Makassar 2011 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pengetahuan kader tentang desa siaga di Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Makassar 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pengetahuan kader tentang pengertian desa siaga.
b. Diketahuinya gambaran pengetahuan kader tentang tujuan desa siaga.
c. Diketahuinya gambaran pengetahuan kader tentang kegiatan desa siaga.
d. Diketahuinya gambaran pengetahuan kader tentang pembiayaan desa siaga.
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat melengkapi informasi bagi institusi dalam pengembangan proses belajar mengajar.
2. Institusi Tempat Penelitian
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat melengkapi informasi bagi Kelurahan Masale Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.
b. Dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan.
3. Penulis
Merupakan pengalaman yang bermanfaat dan memperluas pengetahuan yang dapat dijadikan pegangan untuk penulisan Proposal Penelitian.
Download KTI
KTI Serupa di KTI-Kebidanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar